Senin, 28 Januari 2013

NIKAH!


Pengen share dikit tentang pernikahan.
(walau aku belum menikah, tapi boleh yaa....)

Menikah. Kata yang rumit dan sakral. Aku tidak bermaksud menulis tentang risalah nikah yang bertele, hanya ingin berbagi hikmah yang aku dapat aja. Kawan, tentu semua dari kita pasti ingin menikah. Entah segera ataupun masih lama. Yang jelas semua pasti menginginkan mempunyai pasangan, ya ga? Nah sebelum menikah, lebih baik kita diskusikan alasan dan tujuannya menikah.

Nah, kalo pertanyaan soal tujuan dan alasan, bisa macem2 dech. Mulai A sampe Z semuanya ada. Daripada bingung njabarin alesan-alesan yang seabreg, aku coba merangkumnya. OK guys? Lets check it out.

1.       Alesan pada kepengen nikah yang paling dasar –dan itu udah alami banget- adalah faktor biologis. Jelaslah semua udah tau kalo dengan menikah itu kita bakal punya pasangan yang halal –bin thoyyib insyaAlloh- untuk menyalurkan hasrat biologi kita. Hmmmm....yang ini ga perlu dijabarin yaa... udah pada tau to? J
Nah, masa kita menikah Cuma untuk tujuan itu?? Kagak banget tow?? Musty udah pada punya alesan n tujuan yang lain, oke dech, kita lanjut....biasanya yang beginian lebih mentingin faktor fisik. Yang cantik, yang tampan, yang macho, lemah gemulai dan....-kalian pasti lebih hafal, hehehehe....
2.       Yang kedua nih...dan –insyaAlloh- yang umum dan banyak diantara kita ngelakuinnya. Hmmm.....apa yaa..... J Yups,tepat! Mencari teman yang bisa cocok, bisa diajak berbagi pas lagi seneng, sedih, susah, gembira de el el....
Intinya calon kita tu orang yang pas dengan kepribadian kita. Yach dalam bahasa yg lebih berat sih disebut yang “punya kecocokan jiwa”.yang jiwanya saling “beresonansi”. Yang pendiem, carinya yang pendiem ato sebaliknya.
3.       Nah yang ketiga ne yang “kelas berat” kenapa? OK dech, langsung aja disimak....
Jenis alesan yang ne emang rada susah diomongin. Bahasane tinggi. Orang yang menikah dengan alesan ini lebih karena “kesamaan visi” wuuiiiihhhh.....apaan tuh visi?? Visi tu kaya “mimpi yang tertanggal” begitu Salim A. Fillah ngomong di bukunya “Jalan Cinta Para Pejuang”. Yach simpelnya gini. Mereka menikah karena punya cita-cita yang sama, dan kepengin menggapainya bareng-bareng. Mereka tidak lagi memandang kecantikan dan resonansi jiwa sebagai faktor utama dalam menikah,. Bagi mereka, manikah itu “menyatukan dua potensi” untuk menggapai cita tertinggi. Biasanya cita-cita ini dalam konteks agama. Surga Firdaus tentunya. Makanya dalam pernikahan mereka yang ada adalah kerja-kerja besar keummatan. Mereka sudah “selesai dengan dirinya” begitu kata Anis Matta dalam bukunya “Mencari Pahlawan Indonesia”. Makanya mereka menganggap rindu, cemburu dan semua “ramuan rasa dalam rumah tangga” hanya menjadi bumbu dalam kehidupan. Bumbu yang selalu mengingatkan mereka akan tujuan tertinggi mereka, yaitu Surga.

Nah, sudah waktunya bertanya pada diri kita. “kita termasuk yang mana?”, mumpung belom terlambat, hehehehe...

OK guys, maaf kalo “nyodok” yaa....just share “for a better life” kata iklan gitu.....#korban iklan, hehehehe....