Menyembul indah di ufuk timur
Disertai angin lembut yang membelai wajah
Kenapa engkau tergesa datang?
Bukankah engkau bertugas menerangi malam?
Wahai anak Adam
Aku bergegas berangkat dari peraduan
Untuk mengingatkanmu
Mulai hari ini, telah masuk fase kedua
Di bulan penuh Rahmat
Astaghfirulloh....
Engkau benar wahai rembulan
Aku lalai
Akan cita, asa dan doa....
Ya!
Telah datang
Malam-malam penuh ampunan
Dalam malam dekapanNYA lebih erat
Mendekap hangat
Menghibur diri yang berlumur dosa
Syukron katsir wahai Rembulan
Engkau telah mengingatkan jiwa
Yang membara namun mudah padam
Wahai anak Adam
Bersyukurlah, merintihlah hanya padaNYA
Karena Ia engkau ada
Karena Ia engkau menjadi bermakna....
Jumat, 19 Juli 2013
Kamis, 18 Juli 2013
Hijab
Bukan hanya kain yg dipakai untuk menutup kepala
Namun dijulurkan sampai menutupi dadanya...
Bukan dengan pakaian ketat ia dipadukan
Namun dengan pakaian longgar yang tidak menampakkan lekuk tubuh...
Bukan kain transparan yang tembus pandang
Namun ia lembut tanpa menghilangkan tugasnya untuk menutup...
Bukan hanya fisik yang diperintahkan
Namun hati wajib melaksanakan...
Bukan menyerupai lelaki ketika dikenakan
Namun rupawan khas muslimah sesuai aturan
Perhatikan hijabmu wahai saudariku...
Bukan hanya takut kita merasa
Namun cinta lebih utama...
Bukan hanya perintah-larangan yang ada
Namun cinta kasih lebih merata...
Ar Rahman untuk semua
Namun Ar Rahim hanya untuk yang beriman...
Namun dijulurkan sampai menutupi dadanya...
Bukan dengan pakaian ketat ia dipadukan
Namun dengan pakaian longgar yang tidak menampakkan lekuk tubuh...
Bukan kain transparan yang tembus pandang
Namun ia lembut tanpa menghilangkan tugasnya untuk menutup...
Bukan hanya fisik yang diperintahkan
Namun hati wajib melaksanakan...
Bukan menyerupai lelaki ketika dikenakan
Namun rupawan khas muslimah sesuai aturan
Perhatikan hijabmu wahai saudariku...
Bukan hanya takut kita merasa
Namun cinta lebih utama...
Bukan hanya perintah-larangan yang ada
Namun cinta kasih lebih merata...
Ar Rahman untuk semua
Namun Ar Rahim hanya untuk yang beriman...
Kamis, 11 Juli 2013
Bab II Landasan Teori
2.1. Buku Teks dan Karakteristiknya
2.1.1.
Pengertian Buku Teks
Buku teks menurut Tarigan
didefinisikan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu merupakan buku
standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan
tujuan instruksional yang diperlengkapi dengan sarana dan mudah dipahami oleh
para pemakainya, di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi dalam menunjang
sesuatu program pembelajaran.
Menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 43 Ayat 5, buku teks adalah buku acuan wajib untuk
digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan
keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan
kesehatan yang disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Buku pelajaran
digunakan sebagai acuan wajib oleh guru dan peserta didik dalam pembelajaran.
Kelayakan isi, bahasa penyajian dan kegrafikan buku teks pelajaran dinilai oleh
BSNP dan ditetapkan dengan ketetapan Menteri.
Menurut Tarigan (1986)
ada beberapa sumber yang dapat digunakan dalam penyusunan pedoman penelaahan
buku teks, antara lain sebagai berikut.
(1)
Kurikulum yang berlaku.
(2)
Karakteristik mata pelajaran
atau ilmu yang relevan.
(3)
Hubungan antara kurikulum, mata
pelajaran dan buku teks.
(4)
Dasar-dasar penyusunan buku
teks.
(5)
Kualitas buku teks.
(6)
Prinsip-prinsip penyusunan buku
kerja.
(7)
Penyeleksian buku kerja.
Greene dan Petty,
sebagaimana dikutip oleh Tarigan memberikan beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk menilai kualitas buku teks, yaitu minat siswa, motivasi,
ilustrasi, linguistik, terpadu, menggiatkan aktivitas, kejelasan konsep, titik
pandang, pemantapan nilai-nilai, menghargai pribadi.
Teori Greene dan Petty
ini sedikit diberi tambahan dan perubahan oleh Tarigan, sehingga menjadi :
(1)
Sudut Pandang (Point of View)
Buku teks harus mempunyai landasan, prinsip
atau sudut pandang tertentu yang menjiwai buku teks secara keseluruhan. Sudut
pandang ini dapat berupa teori dari ilmu jiwa, bahasa dan sebagainya.
(2)
Kejelasan Konsep
Konsep-konsep yang digunakan dalam suatu
buku teks harus jelas dan tandas. Keremang-remangan dan kesamaran perlu
dihindari agar siswa atau pembaca mendapat kejelasan atas berbagai uraian yang
dikmukakan.
(3)
Relevan dengan Kurikulum
Buku teks harus relevan dengan kurikulum
yang berlaku. Hal ini sesuai dengan fungsinya sebagai media pengajaran di
sekolah yang mau tidak mau harus mengikuti berbagai ketentuan kelembagaan,
termasuk di dalamnya kurikulum.
(4)
Menarik Minat
Buku teks ditulis untuk siswa. Oleh karena
itu,penulis buku teks harus mempertimbangkan minat siswa pemakai buku teks
tersebut. Semakin sesuai dengan minat siswa, semakin tinggi dan menarik buku
teks itu.
(5)
Menumbuhkan Motivasi
Buku teks yang baik ialah buku teks yang
dapat membuat siswa mrasa ingin dan senang untuk mengerjakan tugas atau
latihan-latihan yang ada dalam buku tersebut.
(6)
Menstimulasikan Aktivitas Siswa
Buku teks yang baik ialah buku teks yang
merangsang, menantang dan menggiatkan aktivitas siswa. Hal ini sesuai dengan
konsep CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) atau klasifikasi nilai.
(7)
Ilustratif
Buku teks harus disertai dengan ilustrasi
yang mengena dan menarik. Ilustrasi yang cocok pastilah memberikan daya tarik
tersendiri serta memperjelas hal yang dibicarakan.
(8)
Komunikatif
Buku teks harus dimengerti oleh pemakainya,
yakni siswa. Pemahaman harus didahului oleh komunikasi yang tepat. Faktor utama
yang berperan disini ialah bahasa. Bahasa buku teks haruslah :
(a)
sesuai dengan bahasa siswa,
(b)
kalimat-kalimatnya efektif,
(c)
terhindar dari makna ganda,
(d)
sederhana,
(e)
sopan, dan
(f)
menarik.
(9)
Menunjang Mata Pelajaran Lain.
Dengan mempelajari buku teks satu mata
pelajaran dapat menambah pengetahuan bagi mata pelajaran lain.
(10)
Menghargai Perbedaan Individu
Buku teks yang baik tidak membesar-besarkan
perbedaan individu dalam kemampuan, bakat, ekonomi dan sosial budaya.
(11)
Memantapkan Nilai-Nilai
Buku teks yang baik berusaha memantapkan
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, melestarikan nilai-nilai perjuangan dan
semangat UUD 1945, nilai luhur Pancasila sehingga siswa akan berusaha
melestarikannya.
Menurut Greene dan Petty,
sebagaimana dikutip oleh Tarigan (1986:91) bahwa untuk melakukan penilaian
terhadap suatu buku teks yang meliputi:
(1)
pendekatan,
(2)
tujuan,
(3)
bahan Pengajaran,
(4)
metode,
(5)
evaluasi, dan
(6)
komunikatif.
2.2.
Fungsi Buku Teks
Menurut Tarigan (1986)
buku teks disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku serta dengan memperhatikan
dan memenuhi tuntutan mata pelajaran atau ilmu yang relevan. Buku teks yang
berkualitas akan digunakan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan dalam
proses pembelajaran. Karena itu sering dikatakan bahwa buku teks adalah salah
satu jenis buku yang paling penting dan fungsional bagi siswa di sekolah.
Sebagai pengejawantahan
kurikulum, buku teks harus berfungsi sebagai wahana penunjang dan pelaksanaan
serta pengoperasian kurikulum, maka tidak ada pilihan lain buku teks harus
benar-benar mengikuti, menuruti dan melaksanakan prinsip-prinsip yang
terkandung dalam kurikulum.
Dalam konteks relevansi
ilmu buku teks berfungsi sebagai sumber informasi. Bahan pelajaran yang
terkandung dalam buku teks berupa teori, prinsip dan generalisasi dari
ilmu-ilmu tertentu yang akan dipelajari oleh siswa. Greene dan Petty telah
merumuskan beberapa fungsi buku teks sebagai berikut.
(1)
Mencerminkan suatu sudut
pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan
aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan.
(2)
Menyajikan suatu sumber pokok
masalah atau subject matter yang
kaya, mudah dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para
siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan dimana
keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh dibawah kondisi yang
menyerupai kehidupan yang sebenarnya.
(3)
Menyediakan suatu sumber yang
tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional yang
mengemban masalah pokok dalam komunikasi.
(4)
Menyajikan bersama-sama dengan
buku manual yang membandingkannya. Metode-metode dan sarana-sarana pengajaran
untuk memotivasi para sisiwa.
(5)
Menyajikan fiksasi (perasaan
yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan
dan tugas-tugas praktis.
(6)
Menyajikan bahan/sarana
evaluasi dan remedikal yang serasi dan tepat guna.
Suatu buku teks harus
mencerminkan suatu sudut pandang yang jelas. Apa prinsip-prinsip yang
digunakan, pendekatan yang dianut, metode yang digunakan, serta teknik
pembelajaran yang digunakan.
Buku teks sebagai pengisi
bahan harus menampilkan sumber bahan yang mantap, sistematis dan bervariasi.
Sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan menarik siswa. Buku teks disesuaikan
dengan hakekat mata pelajaran, misalnya umum-khusus, mudah-sukar,
sebagian-keseluruhan dan sebagainya.
Metode dan sarana
penyajian bahan dalam buku teks harus memenuhi syarat tertentu. Misalnya harus
menarik, menantang, bervariasi sehingga siswa benar-benar merasa termotivasi
untuk mempelajari buku teks tersebut.
Buku teks sebaikanya
menyajikan bahan secara mendalam. Ini berguna bagi penyelesaian tugas dan
latihan yang dituntut dari siswa. Tugas dan latihan ini pada gilirannya
memperdalam pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa terhadap isi buku teks.
Di samping
sebagai sumber informasi buku teks juga berperan sebagai sumber evaluasi dan
pengajaran remedial. Artinya disamping berisi bahan pelajaran buku teks juga
berisi alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan dari proses pembelajaran.
Secara ringkas, fungsi
buku teks dijabarkan melalui diagram berikut ini.
Diagram 1. Fungsi Buku Teks
2.3.
Kurikulum
2.3.1.
Definisi Kurikulum
Kurikulum telah dikenal
sebagai suatu istilah dalam dunia pendidikan sejak kurang lebih satu abad yang
lampau. Di Indonesia sendiri kurikulum baru populer sejak tahun lima puluhan
yang dipopulerkan oleh mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Amerika
Serikat.
Ada banyak definisi
kurikulum, hal ini dikarenakan kurikulum mengalami perkembangan untuk
menyesuaikan perkembangan jaman. Disini hanya akan disampaikan beberapa saja,
diantaranya sebagai berikut.
(1)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kurikulum diartikan sebagai perangkat pembelajaran yang diajarkan pada lembaga
pendidikan.
(2)
Dalam Undang-undang nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum diartikan sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Menurut undang-undang
sisdiknas, kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Keberadaan kurikulum menjadi urgent
mengingat bahwa proses transfer ilmu ini dilakukan secara terstruktur dan
berjenjang. Dengan pembuatan kurikulum ini setiap pelaku pendidik bisa mengukur
dalam dan luas materi yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Pembahasan mengenai
kurikulum dapat ditelaah dari tiga sudut
pandang. Pandangan pertama, berhubungan dengan aspek teori dan terlukis dalam
kurikulum berdasarkan apa, yang tercantum dalam dokumen tertulis. Kurikulum
sekolah dalam dokumen tertulis atau dikenal dengan istilah intended
curriculum memuat tiga hal, yaitu sebagai
berikut.
(1)
Dokumen yang memuat garis-garis
besar pokok bahasan (SI).
(2)
Dokumen yang memuat panduan pelaksanaan
pembelajaran.
(3)
Dokumen buku yang memuat
panduan penilaian hasil belajar siswa.
Kurikulum dalam pandangan
kedua tercermin dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas
atau dikenal dengan istilah implemented
curriculum. Kurikulum dalam pandangan kedua ini pada hakekatnya adalah
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar termasuk pelaksanaan penilaian hasil
belajar siswa oleh guru. Sedangkan pandangan ketiga yang dikenal performanced curriculum adalah kurikulum
yang tercermin dalam belajar yang dicapai siswa pada akhir satuan waktu
pembelajaran, mulai dari satuan terkecil yaitu Rencana Pelakasanaan
Pembelajaran (RPP) sampai dengan satuan terbesar yaitu satu jenjang pendidikan.
Sejalan dengan ketiga pandangan tersebut maka kualitas pendidikan matematika
pada tiap jenjang pendidikan dapat ditinjau dari kualitas kurikulum tertulis
dan relevansinnya dengan pelaksanaan kurikulum oleh guru, dan hasil belajar
yang dicapai oleh siswa.
Kurikulum dalam dokumen
tertulis pada umumnya disusun oleh para pakar bidang studi, guru bidang studi
yang sejenis yang telah berpengalaman serta pihak lain yang berwenang.
Betapapun tingginya kualitas kurikulum dalam dokumen tertulis tanpa
implementasi kurikulum yang ditampilkan oleh guru dengan baik, maka kualitas
pendidikan yang tinggi sulit terwujud. Upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan memerlukan pembahasan yang saling terkait mengenai ketiga pandangan
kurikulum di atas. Pada saat ini titik tolak pandangan pada pengkajian kurikulum tertulis yang tertuang dalam
dokumen Standar Isi (SI), dengan asumsi bahwa jika SI sudah memadai dan relevan
dari aspek pedagogik, konsekuensinya sesuai perkembangan mental anak, serta
mampu mengakomodir perkembangan iptek menjadi dasar yang tepat untuk melakukan
implementasi kurikulum di tingkat satuan pendidikan terutama pada upaya
penyiapan pembekalan penguasaan proses pembelajaran oleh guru.
Menurut Sumarmo (1999), mengacu pada
pembahasan di atas, fokus pembahasan kurikulum dapat ditelaah dari tiga aspek,
yaitu Intended Curriculum, Implemented Curriculum, dan Attained Curriculum.
Secara garis besar kaitan antara ketiga aspek kurikulum tersebut tergambar
dalam Diagram 2.
Aspek pertama, Intended Curriculum merupakan muatan
dalam dokumen tertulis yang tercermin dalam pedoman kurikulum atau SI, Silabus,
RPP, dan buku teks untuk tiap jenjang satuan pendidikan. Di negara kita, Intended Curriculum mengandung dua macam
muatan yang bersifat nasional (Kurikulum Nasional) dan ditetapkan oleh
Mendiknas dan yang bersifat lokal yang ditetapkan oleh daerah berdasarkan
kondisi dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Evaluasi mutu pendidikan pada
satu jenjang pendidikan tertentu dapat dilaksanakan melalui analisis terhadap Intended Curriculum atau dokumen
tertulis kurikulum pada jenjang yang bersangkutan.
Aspek kedua, Implemented Curriculum merupakan
kurikulum yang berlangsung di kelas atau tergambar dalam kegiatan
belajar-mengajar yang dilaksanakan oleh guru. Dengan kata lain, Implemented Curriculum berhubungan
dengan kenyataan apa yang terjadi di kelas atau apa yang diajarkan guru dan
bagaimana cara guru mengerjakannya.
Aspek ketiga, Attained
Curriculum merupakan kurikulum yang tercermin dalam hasil belajar siswa
baik bersifat kognitif, afeksi, maupun
psikomotor. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik
penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan
bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik
dilakukan pada saat penyusunan silabus
yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Konstelasi ketiga aspek tersebut, disajikan sebagai berikut.
Komponen Aspek Fokus
Pembahasan Kurikulum Pembahasan
Intended Curriculum
|
Implemented Curriculum
|
Attained Curriculum
|
Analisis
Kurikulum Sistem
(Dokumen
tertulis) Pendidikan
Proses Satuan
Pendidikan
Pembelajaran
di Kelas dan
Kelas
Hasil
Belajar Siswa
Siswa
Diagram 2.
Tiga Aspek Kurikulum
2.3.2.
Struktur Kurikulum SMP/MTs
Struktur kurikulum
SMP/MTs meliputi substansi pelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang
pendidikan selama tiga tahun dimulai kelas VII sampai kelas IX. Struktur
kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi kelulusan dan standar kompetensi
mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.
(1)
Kurikulum SMP/MTs memuat 10
mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri seperti tertera pada tabel
dibawah.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah yang materinya dikelompokkan dalam mata pelajaran
yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang
harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
kepadan peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
(2)
Substansi mata pelajaran IPA
dan IPS pada SMP/MTs merupakan “IPA terpadu” dan “IPS terpadu”.
(3)
Jam pelajaran untuk setiap mata
pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan
pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pelajaran per pekan secara
keseluruhan.
(4)
Alokasi waktu satu jam
pelajaran adalah 40 menit.
(5)
Pekan efektif dalam satu tahun
pelajaran (dua semester) adalah 34-38 pekan.
Struktur
kurikulum SMP/MTs disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel
2.1. Struktur Kurikulum SMP/MTs
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu
|
|||
VII
|
VIII
|
IX
|
||
A.
|
Mata Pelajaran
|
2
|
2
|
2
|
1.
|
Pendidikan Agama
|
2
|
2
|
2
|
2.
|
Pendidikan Kewarganegaraan
|
4
|
4
|
4
|
3.
|
Bahasa Indonesia
|
4
|
4
|
4
|
4.
|
Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
4
|
5.
|
Matematika
|
4
|
4
|
4
|
6.
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
4
|
4
|
4
|
7.
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
4
|
4
|
4
|
8.
|
Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
9.
|
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
10.
|
Keterampilan/Teknologi dan Komunikasi
|
2
|
2
|
2
|
B.
|
Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
C.
|
Pengembangan Diri
|
2*)
|
2*)
|
2*)
|
Jumlah
|
32
|
32
|
32
|
2*)
Ekuivalen 2 jam pelajaran
2.4.
Tujuan Pembelajaran
Matematika
Mata pelajaran matematika
diberikan kepada peserta didik mulai jenjang Sekolah dasar hingga sekolah
menengah. Hal ini dimaksudkan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta mampu bekerja
sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi.
Dalam Buku Standar Isi
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa tujuan pembelajaran
matematika adalah sebagai berikut.
(1)
Memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma
secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
(2)
Menggunakan penalaran pada pola
dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
(3)
Memecahkan masalah yang
meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
(4)
Mengomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
(5)
Memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian
dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Menurut penjelasan teknis
Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas, sebagaimana dikutip olehWardhani (2008),
bahwa ada beberapa indikator yang bisa digunakan untuk mengukur ketercapaian
tujuan pembelajara matematika. Adapun beberapa indikator tersebut sebagai
berikut.
(1)
Pada tujuan pertama
pembelajaran matematika ada beberapa indikator, yaitu :
(a)
menyatakan ulang sebuah konsep,
(b)
mengklasifikasi objek menurut
sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya,
(c)
memberi contoh dan bukan contoh
dari suatu konsep,
(d)
menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis,
(e)
mengembangkan syarat perlu dan
syarat cukup dari suatu konsep,
(f)
menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau operasi tertentu, dan
(g)
mengaplikasikan konsep atau
algoritma pada pemecahan masalah.
(2)
Pada tujuan kedua pembelajaran
matematika ada beberapa indikator, yaitu :
(a)
mengajukan dugaan,
(b)
melakukan manipulasi matematika,
(c)
menarik kesimpulan, menyusun
bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi,
(d)
menarik kesimpulan dari
pernyataan,
(e)
memeriksa kesahihan suatu
argumen, dan
(f)
menemukan pola atau sifat dari
gejala matematis untuk membuat generalisasi.
(3)
Pada tujuan ketiga pembelajaran
matematika ada beberapa indikator, yaitu :
(a)
menunjukkan pemahaman masalah,
(b)
mengorganisasikan data dan
memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah,
(c)
menyajikan masalah secara
matematis dalam berbagai bentuk,
(d)
memilih pendekatan dan metode
pemecahan masalah secara tepat,
(e)
mengembangkan strategi
pemecahan masalah,
(f)
membuat dan menafsirkan model
matematika dari suatu masalah, dan
(g)
menyelesaikan masalah yang
tidak rutin.
(4)
Pada tujuan keempat
pembelajaran matematika, peserta didik dikatakan mampu dalam komunikasi
matematis bia ia mampu mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
(5)
Pencapaian tujuan kelima
pembelajaran matematika lebih banyak ditentukan oleh bagaimana cara guru
mengelola pembelajaran daripada bagaimana peserta didik belajar.
Dalam web resmi PPPPTK
Matematika disampaikan bahwa tujuan matematika diajarkan di sekolah secara umum
adalah sebagai berikut.
(1)
Tujuan yang bersifat formal,
menekankan kepada menata penalaran dan membentuk kepribadian peserta didik.
(2)
Tujuan yang bersifat material
menekankan kepada kemampuan memecahkan masalah dan menerapkan matematika.
Pada penelitian ini,
penulis menggunakan tujuan matematika dalam standar isi sebagai acuan dalam
penelitian.
2.5.
Analisis Buku Teks
Matematika
Ada banyak hal yang bisa
dilihat dari sebuah buku teks. Menurut BSNP ada empat komponen dalam penilaian
buku teks yang dilaksanakan dalam dua tahap pokok, yaitu sebagai berikut.
(1)
Kelayakan isi
Komponen kelayakan isi ini diuraikan menjadi sub komponen atau
indikator berikut.
(a)
Aligment dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran, perkembangan anak, dan kebutuhan masyarakat.
(b)
Substansi keilmuan dan life skills.
(c)
Wawasan untuk maju dan
berkembang.
(d)
Keberagaman nilai-nilai sosial.
(2)
Kebahasaan
Komponen kebahsaan ini diuraikan menjadi beberapa subkomponen
sebagai berikut.
(a)
Keterbacaan.
(b)
Kesesuaian dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
(c)
Logika berbahasa.
(3)
Penyajian
Komponen penyajian diuraikan menjadi beberapa subkoomponen sebagai
berikut.
(a)
Teknik.
(b)
Materi.
(c)
Pembelajaran.
(4)
Kegrafikan
Komponen kegrafikan ini diuraikan menjadi beberapa subkomponen
sebagai berikut.
(a)
Ukuran/format buku.
(b)
Desain bagian kulit.
(c)
Desain bagian isi.
(d)
Kualitas kertas.
(e)
Kualitas cetakan.
(f)
Kualitas jilidan.
Dalam kajian matematika,
komponen yang tercantum dalam BSNP didetailkan agar menghasilkan analisis yang
baik. Adapun standar penilaian buku teks matematika meliputi :
(1)
Aspek materi
Penilaian aspek materi berkaitan dengan materi matematika yang terdapat
di setiap bab. Aspek materi dijabarkan dalam:
(a)
kelengkapan,
(b)
keakurasian,
(c)
penalaran dan pembuktian,
(d)
pemecahan masalah,
(e)
komunikasi,
(f)
keterkaitan materi,
(g)
keterkaitan antara konsep
dengan gambar, tabel, dst,
(h)
aktivitas yang mendukung,
(i)
materi yang tidak tumpang
tindih, dan
(j)
soal kontekstual.
(2)
Aspek penyajian
Penilaian aspek penyajian berkaitan dengan peserta didik atau
pembacanya. Aspek penyajian dijabarkan sebagai berikut.
(a)
Pencantuman tujuan
pembelajaran.
(b)
Kemampuan prasyarat.
(c)
Penggunaan produk teknologi.
(d)
Kebermaknaan dan manfaat.
(e)
Proses pembentukan pengetahuan.
(f)
Pelibatan peserta didik secara
aktif.
(g)
Mendorong peserta didik untuk
tertarik.
(h)
Refleksi dan evaluasi mandiri.
(i)
Materi yang dapat dipahami oleh
peserta didik.
(j)
Matematika bukan sebagai
kumpulan rumus dan algoritma.
(k)
Penampilan visual.
(l)
Kode etik hak cipta, tata krama
dan gender.
(3)
Aspek bahasa dan keterbacaan
Penilaian aspek bahasa dan keterbacaan berkaitan dengn
bahasaIndonesia yang dipakai pada buku. Aspek bahasa dan keterbacaan dijabarkan
sebagai berikut.
(a)
Tata bahasa.
(b)
Bahasa sebagai kemampuan
berlogika.
(c)
Tingkat bahasa dengan pembaca.
(d)
Ejaan.
(e)
Bahasa yang komunikatif.
Menurut
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional yang disusun pada tahun 2003
menjelaskan tentang standar buku teks berdasarkan aspek, kriteria dan
indikatornya. Penjelasan itu ditampilkan dalam tabel dibawah ini.
ASPEK
|
KRITERIA
|
INDIKATOR
|
MATERI
|
1. Materi menyediakan
definisi, konsep, prosedur/algoritma, teorema, sifat-sifat, contoh da
soal-soal latihan.
|
a. Materi memuat
konsep, definisi, prosedur/algoritma, teorema dan sifat-sifat
b. Materi memuat
contoh-contoh dan soal-soal latihan yang menunjang konsep
c. Materi memuat
penjelasan yang dapat membangun pengetahuan siswa
|
2. Materi (konsep,
definisi, prosedur/algoritma, teorema, sifat-sifat, contoh, soal-soal
latihan, simbol dan notasi) diuraikan secara tepat.
|
a. Materi menyampaikan
konsep, definisi, prosedur/algoritma, teorema, sifat-sifat, contoh, soal-soal
latihan, simbol dan notasi secara akurat
b. Materi memuat contoh
dan soal secara akurat
c. Materi memuat penjelasan
secara akurat
|
|
3. Materi memunculkan
aspek penalaran dan pembuktian.
|
a. Materi disajikan
secara runtut (tahap demi tahap)
b. Kesimpulan diambil
dari fakta sebelumnya
c. Kesimpulan diambil
dari data yang diberikan
|
|
4. Materi memunculkan
aspek pemecahan masalah.
|
a. Materi memuat
strategi-strategi yang dapat membantu siswa untuk menyelesaikan soal-soal non-rutin (soal yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk muncul dengan berbagai strategi
penyelesaian)
b. Materi memuat soal non-rutin yang relevan dengan topik da
jumlah yang memadai
c. Materi memuat soal non-rutin dalam konteks yang
bervariasi
|
|
5. Materi memunculkan
aspek komunikasi.
|
a. Materi menyediakan
tugas atau aktivitas yang mendorong siswa untuk mengkomunikasikan ide mereka
dalam berbagai bentuk secara tertulis
(individu, berpasangan, berkelompok)
b. Materi memuat tugas
untuk mencari informasi melalui gagasan lisan maupun tulisan
|
|
6. Materi memunculkan
aspek keterkaitan (connection) dengan materi lain.
|
a. Materi memuat
hubungan antar bab atau antar bagian lain dari matematika
b. Materi memuat
hubungan antar konsep matematika dengan ilmu yang lain
c. Materi memuat
hubungan antar konsep yang dibicarakan dengan pengalaman sehari-hari
|
|
7. Penyajian
konsep-konsep pada bab diperjelas dengan gambar, tabel, rumus, cerita, grafik
dan ilustrasi.
|
a. Penyajian bab
menjelaskan pengaitan konsep dengan gambar atau ilustrasi yang ada
b. Penyajian bab
menjelaskan pengaitan antara konsep dengan tabel atau grafik
c. Penyajian bab
menjelaskan pengaitan antara konsep dengan cerita atau ilustrasi
|
|
8. Materi menyediakan kegiatan
(task) untuk menunjang tujuan atau
kemampuan (kompetensi) yang dirumuskan dalam kurikulum.
|
a. Materi memuat tugas
atau task atau proyek yang menunjang terbentuknya kompetensi yang dituntut
kurikulum
b. Materi memuat
kegiatan-kegiatan yang bervariasi (misal: adanya ekspeerimen, investigasi,
inquiri, konteks)
c. Materi memuat
kegiatan dalam jumlah yang wajar (sesuai dengan waktu yang tersedia)
|
|
9. Materi yang
diuraikan tida tumpang tindih (overlap)
|
a. Materi yang
diuraikan tidak diulang-ulang secara berlebihan
b. Contoh yang
diuraikan bervariasi
c. Soal-soal yang
diberikan bervariasi
|
|
10.
Tersedia
soal-soal kontekstual (contextual
problem) untuk mengawali pelajaran (guna memperkenalkan konsep).
|
a. Contextual
problem
tersebut disediakan pada awal bab
b. Contextual
problem
tersebut disediakan pada tengah bab
c. Contextual
problem
tersebut disediakan pada akhir bab dalam bentuk soal aplikasi.
|
|
PENYAJIAN
|
1. Bab menyebutkan
materi dan kemampuan prasyarat yang telah dimiliki siswa (pre-knowledge) untuk digunakan pada
bab ini.
|
a. Pada awal uraian bab
(materi), siswa diingatkan tentang
kemampuan, keterampilan dan pengetahuan awal yang dibutuhkan untuk memahami
bab
b. Pada awal bab
dibahas secara singkat kemampuan, keterampilan da pengetahuan awal yang
dibutuhkan untuk memahami
c. Pada awal bab
termuat soal-soal/latihan yang mencerminkan kemampuan awal, keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami bab
|
2. Bab menyajikan
konsep-konsep matematika dengan melibatkan produk teknologi
|
a. Produk teknologi
seperti : kalkulator dan komputer digunakan untuk membantu menyelesaikan
persoalan problem solving
b. Teknologi digunakan
untuk aktivitas-aktivitas observasi, eksplorasi, investigasi, konjektur serta
menjawab secara informal
c. Penyajian melibatkan
siswa dalam hands on activity (menonjolkan
aspek motorik)
|
|
3. Penyajian bab
menekankan kebermaknaan (meaningful)
dan manfaat (useful)
|
a. Penyajian bab
menggunakan konteks yang dekat dengan lingkungan siswa, baik melalui
penyajian bab terdahulu atau dari pengalaman sehari-hari
b. Penyajian bab
menyadarkan siswa untuk menggunakannya pada bagian lain dari matematika
|
|
4. Bab menyadarkan
siswa untuk menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari
|
Menyadarkan
siswa akan keterpakaiannya ide-ide/konsep dalam sub topik ini pada bagian
lain dari matematika, pelajaran lain maupun kehidupan
|
|
5. Penyajian bab
memunculkan proses pembentukan pengetahuan matematika melalui aktivitas
eksplorasi (menjelajah/mencari-cari) , observasi (mengamati), inkuiri
(mencaritahu), investigasi (menyelidiki), konjektur (memberikan dugaan),
generalisasi (memperumum), abstraksi (memformulakan) dan aplikasi
(menerapkan)
|
a. Penyajian memuat
kegiatan ekplorasi untuk proses pembentukan pengetahuan matematika
b. Penyajian memuat
kegiatan observasi untuk proses pembentukan pengetahuan matematika
c. Penyajian memuat
kegiatan inkuiri untuk proses pembentukan pengetahuan matematika
d. Penyajian memuat
kegiatan investigasi untuk proses pembentukan pengetahuan matematika
e. Penyajian memuat
kegiatan konjektur untuk proses pembentukan pengetahuan matematika
f. Penyajian memuat
kegiatan generalisasi dan abstraksi untuk proses pembentukan pengetahuan
matematika
g. Penyajian memuat
kegiatan dan soal-soal yang menyangkut aplikasi
|
|
6. Penyajian bab melibatkan siswa secara aktif (enganged) untuk mengembangkan proses
berfikir dalam belajar matematika
|
a. Penyajian bab
memotivasi (mendorong) siswa untuk terikat dalam mencapai tujuan (penyajian
menimbulkan rasa ingin tahu dari siswa, misanya ada soal-soal kontekstual,
ada soal-soal menantang)
b. Penyajian bab
memotivasi (mendorong) siswa untuk terikat dalam menentukan strategi
penyelesaian
c. Penyajian bab
memotivasi (mendorong) siswa untuk terikat dalam menentukan
generalisasi/perluasan dan kesimpulan
|
|
7. Penyajian mendorong (memotivasi) siswa untuk tertarik
pada matematika
|
a. Penyajian bab
menarik minat siswa untuk mengetahui lebih jauh tentang bab yang dipelajari
(adanya challenging problem dan follow up problem). [expert judgement]
b. Penyajian atau
soal-soal berkaitan dengan masalah kontekstual atau pengalaman sehari-hari
siswa
c. Penyajian atau
soal-soal berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa antara lain
lingkungan siswa, lingkunga hidup, polusi, banjir, penghijauan dan lain-lain
|
|
8. Penyajian bab
mendorong siswa untuk melakukan refleksi
dan evaluasi diri
|
a. Bab menyajiakan
evaluasi mandiri (kunci jawaban untuk sebagian, latihan soal yang menguji
pemahaman menyeluruh, atau soal-soal ulangan umum)
b. Bab memberikan
contoh tentang refleksi atau meminta siswa untuk melakukan refleksi melalui
tulisan yang dibuat oleh siswa
c. Bab memuat tentang
evaluasi mandiri da refleksi
|
|
9. Penyajian materi bab
dapat dipahami oleh siswa (pertimbangan pakar)
|
a. Penyajian materi
menggunakan cerita (misanya dalam bentuk gambar, ilustrasi/skema/grafik/
diagram) sesuai dengan jenjang kemampuan siswa
b. Penyajian
menggunakan bahasa yang sederhana sesuai kemampuan berbahasa siswa
c. Penyajian
menggunakan notasi dan simbol yang tepat
|
|
10.
Penyajian
bab tidak memberi kesan
bahwa matematika merupakan kumpulan
rumus dan soal-soalnya selalu
hanya mempunyai satu cara jawab yang benar
|
a. Penyajian rumus
diawali dengan penjelasan (sebelum tiba pada kesimpulan rumus, bab tersebut
memberikan motivasi dan uraian tentang bagaimana/proses memperoleh rumus itu)
b. Penyajian rumus
diakhiri dengan penjelasan (setelah sampai pada kesimpulan rumus, buku
tersebut memberikan kegunaan rumus yang diberi)
c. Terdapat pernyataan
atau ungkapan bahwa strategi/jawaban yang benar dari suatu permasalahan
tidaklah tunggal (persoalan atau permasalahan open-ended)
|
|
11.
Secara
visual penyajian dan penulisan konsep, ide, istilah, simbol, rumus, definisi
dan teorema yang penting disajikan dengan jelas
|
a. Definisi, istilah,
rumus, ditulis dengan huruf tebal (highlight)
b. Tata letak
memberikan kenyamanan dalam membaca materi yang tersedia
c. Penyajian memberikan
ilustrasi sehingga penyajian nyaman untuk dibaca
|
|
12.
Penyajian
memperhatikan kode etik dari hak cipta, tata krama dan gender
|
a. Penyajian tidak
melanggar kode etik (contoh melanggar tida menyebut daftar pustaka, mengambil
tabel, dan tanpa menyebut sumbernya)
b. Penyajian tidak
melanggar tata krama
c. Penyajian tida
menempatkan salah satu gender terhadap gender yang lain
|
|
BAHASA
DAN KETERBACAAN
|
1. Kalimat-kalimat yang
digunakan sesuai dengan Kaidah Bahasa Indonesia
|
a. Strukutur kalimat
yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa indonesia
b. Kalimat yang dipakai
dapat dipahami siswa [expert-judgement]
c. Kalimat menggunakan kaidah paralelisme yang benar
|
2. Kalimat-kalimat
melibatkan kemampuan berfikir logis
|
a. Kalimat yang
digunakan mencerminkan cara berfikir logis (misal: penggunakan kata-kata,
“jika ..., maka ... sehingga,karena itu, dengan demikian, agar, sedemikian
sehingga. Jika dan hanya jika, paling sedikit, paling banyak, satu dan hanya
satu, tepat satu.”)
b. Kalimat yang
mengindikasikan berfikir logis digunakan sesuai dengan tingkat pemahaman
siswa
c. Kesimpulan dibuat
berdasarkan data atau keterangan yang diketahui
|
|
3. Struktur kalimat
sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa siswa
|
a. Kalimat yang
digunakan lugas dan langsung
b. Anak kalimat
digunakan dalam tingkat yang dapat dipahami siswa. [pertimbangan pakar] (kalimat
jangan terlalu panjang)
c. Kalimat yang digunakan
adalah kalimat lengkap sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir siswa
|
|
4. Kalimat dalam bab
menggunakan ejaan yang baku
|
a. Kalimat yang
digunakan memakai ejaan (tanda baca, penggunakaan huruf kapital, pemenggalan
kata) yang sesuai dengan EYD (kecuali kelas 1 semester 1)
b. Penulisan kata (nama
orang, nama asing, tempat), notasi dan simbol sesuai EYD
c. Lambang bilangan dan
huruf ditulis mengikuti kaidah yang berlaku
|
|
5. Kalimat yang
digunakan komunikatif
|
a. Penggunaan kalimat
sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa
b. Penggunaan kata
sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa
c. Simbol-simbol dan
notasi matematika digunakan secara tepat
|
Penelitiaan ini
menggunakan indikator dari Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas untuk menilai
buku yang dianalisa.
Langganan:
Postingan (Atom)