Selasa, 06 Agustus 2013

Repost : Simpulan Diskusi dengan Beberapa Warga Unnes (Dosen, Tenaga Akademik, Mahasiswa)

Ada hal menarik yang saya dapat setelah berdiskusi dengan beberapa dosen, tenaga akademik dan mahasiswa di berbagai fakultas di Unnes. Walaupun hal ini sebenarnya adalah “kasus” lama, ternyata sampai sekarang belum ada penyelesaian yang bisa membuat berbagai kalangan merasa lega. Dari keseluruhan rekan diskusi saya tersebut, bisa saya simpulkan bahwa mayoritas mengeluhkan kebijakan akademik yang ada di Unnes ini. Saya tergerak untuk membuat analisis singkat tentang fenomena gunung es yang ada. Semoga analisis ini bisa mencerminkan suara bapak/ibu mapun rekan-rekan mahasiswa yang memang belum berani untuk angkat bicara tentang masalah yang sedang dihadapinya ini. Beberapa analisis saya tentang apa yang dirasakan oleh rekan-rekan adalah sebagai berikut:
  1. Jadwal kuliah yang tidak berjeda. Saya mencoba mencermati jadwal kuliah yang ada, ternyata tidak ada jeda waktu khusus untuk istirahat bagi dosen maupun mahasiswa. Hal ini jelas memberatkan bagi dosen maupun mahasiswa yang memiliki jadwal seabreg pada hari tersebut. Tidak ada waktu istirahat untuk sekedar makan siang dan melaksanakan ibadah. Perkuliahan tetap saja berjalan tanpa memandang waktu, bahkan dibeberpa jurusan/program studi jadwal perkuliahan dilangsungkan sampai malam.
  2. Ketika mencermati proporsi dosen dan mahasiswa, ternyata masih jauh dari ideal. Padahal pada mata kuliah kependidikan dibahas bahwa ada perbandingan guru/pengajar dengan siswa/peserta didik agar proses pembelajaran menjadi optimal. Kita bisa melihat pada robel-rombel MKU, berapa perbandingan yang ada. Ada yang 1 : 40 bahkan ada yang lebih dari 1 : 50. Padahal menurut beberapa pakar pendidikan menyatakan bahwa perbandingan yang ideal agar proses pembelajaran bisa mencapai hasil yang optimal adalah sekitar 1 : 20 sampai 1 : 25.
Hal yang membuat saya terkejut adalah beban mengajar dosen yang mencapai 24 SKS lebih. Ini melebihi “jatah SKS” untuk mahasiswa normal. Ketika saya telisik lebih jauh, ternyata  tuntutan dosen tidak hanya mengajar. Masih ada tuntutan untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Tentunya tugas dosen di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat bakal mendapat porsi yang minim. Belum lagi bagi para “aktivis” dosen yang sering keluar kota untuk berbagai keperluan. Bagaimana nasib pendidikan bagi mahasiswa?
  1. Saat berkeliling kampus, banyak “bertebaran” plang yang “menjanjikan” pembangunan berbagai gedung di penjuru kampus. Fenomena kuliah malam dan beberapa jurusan yang “menumpang” mungkin salah satu akibat dari pembangunan yang tidak pernah tuntas di kampus kita. Lihat saja, pondasi gedung jurusan IKM, plang yang “janji” itu sudah ada sejak saya masuk Unnes pada tahun 2007 lalu. Belum lagi melihat FH, prodi PTIK,prodi IPA dll yang memang masih belum memiliki gedung dan ruang kuliah yang memadai untuk melangsungkan proses pembelajaran. Fakultas Hukum yang kekurangan gedung, prodi PTIK dan prodi IPA yang bahkan belum memiliki gedung tersendiri untuk digunakan.
  2. Dari semua hal diatas, yang paling membuat saya jengkel adalah kuota penerimaan mahasiswa justru ditambah. Padahal belum ada progres penyiapan suprastruktur dan infrastruktur untuk menampung jumlah mahasiswa baru yang sedemikian banyak. Akhirnya terjadilah berbagai fenomena yang saya temui. Keluhan yang merata dari kalangan dosen, tenaga akademik dan mahasiswa karena masalah jadwal, beban mengajar, ruang kuliah dan lain sebagainya.
Sebagai salah satu warga Unnes, saya berharap bahwa ada perubahan dalam program manajemen kampus sehingga ada keselarasan input, proses dan sarana penunjang dalam manajemen akademik yang ada.

Sekelumit Ingatan tentang Mahasiswa Baru

Baca postingan beberapa akun di facebook menjadi inget masa-masa jadi maba (mahasiswa baru) -maklum yg nongol di wall ternyata akun2 maba-

Membuka kembali ingatan tentang awal-awal masuk Universitas. datar ulang sendiri, nyari kos sendiri sampe ngurus ini-itu tentang kos sendiri. parahnya pas abis belanja untuk keperluan OKKA -sekarang namanya PPA- lupa jalan ke kos. jadi deh muter-muter sekaran nyari kos gue dimana? -hahahahah, konyol-

Dan hari yang dinantipun tiba.Hari Pertama OKKA. mendadak jadi kaya badut tuh, pake hiasan disana-sini, nyanyi yel-yel, tas kardus,topi kertas, pedang-pedangan yach...khas banget maba :D Berangkat dech trio matematika kos IZZIS ke TKP -hehehe...kebetulan temen sekos yang jurusannya sama ada 3 orang termasuk aku, jadi klop banget- kenama-mana bertiga terus.Berangkat OKKA, upacara (sampe nyasar karena lupa juga jalan pulang), nyari dan ngerjain penugasan dll. yach, "penindasan" jaman itu memang bikin kesan tersendiri.

Lomba yel-yel antar fakultas sampe outbond jurusan. Agenda OKKA yang bener-bener nguras tenaga, bayangin aja, kumpul jam 6 TETT dilapangan parkir atas dan baru pulang jam 5 sore. belum lagi nyari tugas dan ngerjainnya. Tapi justru "penindasan" itu yang jadi cerita unik yang bisa diwariskan ke anak cucu, heheheheh........

Beruntung banget aku masih ngalamain yang namanya OKKA, bukan PPA. kalo OKKA semua agenda dirancang kaka angkatan tanpa ada campur tangan pejabat kampus, jadi acaranya bisa rame dan "khas anak muda" hehehe...-beruntung juga kakak angkatan di MIPA kagak ada yang kejam, paling-paling cuma senyum doank pas peserta usil-

Nah beda 180 derajat ama PPA, kalo PPA agenda yang buat dosen-dosen dari rektorat yang -mayoritas- monoton. (pengalaman jadi ketua PPA). di PPA maba lebih banyak cuma ndengerin penjelasan dose tentang akademik kampus bla...bla...bla... yakin dech ngantuk semua pas acara gituan.

Pas aku jadi ketua PPA dulu, -karena merasa jadi alumni OKKA- aku buat konsep tandingan buat "ngelawan" konsep acara PPA yang dibuat rektorat. alhasil, debat dech ama PD 3 dan Pendamping BEM. dan alhamdulillah dengan perjuangan yang berdarah-darah dari temen2 sie acara, bisa goal tuh konsep tandingan yang tim buat. dan tereeeeennnnngggg............ tetep ada outbond di PPA. banyak juga ternyata maba fakultas lain yang ngiri ama konsep PPA MIPA, dengan tanpa melanggar peraturan kita tetep bisa berkreasi di acara PPA. Outbon 700 maba tanpa keluar teritori fakultas MIPA! lokasi yang sempit kagak ngalangin temen2 buat berekspresi. walao pas hari H aku kasihan juga lihat tim outbond yang mondar-mandir ngatur kelompok. "kelompok ini disana....kelompok ini disini.... kalo denger bunyi sirine langsung pindah ke pos terdekat" masih inget banget ama panitia yang totalitas ngatur 700 peserta biar ramai-lancar. dan hebatnya, itu diatur oleh 1 orang.salut banget waktu itu ama partnerku yang itu.

Dan sekarang masa telah berganti "panggung" itu sudah punya orang lain,buat maba aku pesen, jangan nanggung-ragu- kalo mau berekpresi dikampus, ini panggung kalian sekarang. Selamat Berjuang!

Senin, 05 Agustus 2013

Tidak hanya Ramadhan, namun juga dirimu kawan....

Kulihat Ramadhan sdang berkemas.
Kutanya ia "Hendak kemana?"

Jawabnya lembut :"Aku pergi sangat jauh selama 11 bulan. Sampaikan pesanku pada Mukminin, terima kasih telah menyambutku dengan gembira, menghidupkan malam"ku & menghiasi hari"ku dengan sabar & istiqomah. Jika kalian rindu padaku, maka aku berjanji akan kembali datang untuk kalian. Namun jika kalian berpulang, aku menunggumu di pintu Ar Royyan".




Sepotong pesan singkat dari saudaraku ini aku abadikan dalam catatanku. tak terasa, 2 tahun sudah berlalu sejak Ramadhan itu. Ramadhan pertamaku dimana aku bisa menggenapkan 10 hari i'tikaf di Masjid Kampus Unnes, Masjid Ulul Albab.


Dan kini, telah begitu banyak perubahan yang terjadi. Tahun ini, tidak hanya Ramadhan yang pergi namun satu persatu sahabatku pun pergi. Menempuh jalan hidupnya sendiri-sendiri.


Saudaraku, tak terasa, sungguk tak terasa kebersamaan kita -mungkin- telah sampai dipenghujungnya. Padahal masih begitu banyak kisah yang ingin aku ceritakan, masih banyak rencana yang ingin aku jalani bersama kalian, masih banyak canda yang ingin aku dengar dari kalian, dan masih banyak lagi kisah yang ingin aku rangkai....disini...bersama kalian....


Perpisahan ini adalah keniscayaan, ia datang bersama perjumpaan. Maka saksikanlah....walau berurai air mata aku relakan kepergian kalian...karena aku yakin dalam hati, jarak takkan bisa menghapuskan persaudaraan diantara kita, karena persaudaraan kita terjalin atas dasar keimanan.


Selamat jalan saudaraku....
Aku akan selalu merindu kabar baik dari dirimu....

 Dan akhir kata aku sampaikan salam dari hati yang terdalam...
Ana uhibbukum fillah...

Minggu, 04 Agustus 2013

Akhir Ramadhan

Malam demi malam terasa semakin menantang
Bukan hanya karena ramadhan yang kan berpulang
Namun juga jumlah peserta i'tikaf semakin berkurang
Namun demikian, ukhuwah terasa semakin mengguncang
Memenuhi kalbu yang rindu kasih dan sayang

Kawan, sebentar lagi kita kan berpisah
Menempuh jalan menuju rumah
Aku tak bisa banyak berpesan
Selain "Hati-hatilah dijalan"

Sabtu, 03 Agustus 2013

Perjuangan

Dalam setiap langkah perjuangan
Waktu selalu menjadi penentu
Indahnya masa depan yang kita damba

Yang tetap berjuang meski
Ujian selalu menghadang
Nahkoda perubahan
Itulah peran yang engkau lakukan
Apapun bakal kau terjang tuk
Raih impian tanpa berlemah azam

Embun selalu menjadi saksi
Cepatnya langkahmu membelah pagi
Hingga kabut tak bisa mengikuti
Iringan langkah kaki pejuang sejati

Dharma bakti selalu kau beri
Ego diri sirna dalam berbagi
Virus jiwa musnah dengan ukhuwah
Yang tersisa hanyalah berkah

Setiap hari selalu kau jalani
Ujian hidup dengan berseri
Raih impian yang kian pasti
Ubah dunia yang telah mati
Rias kembali dengan semangat berbagi


*wahai saudaraku, kuncantumkan namamu disini

Tidak! Aku masih akan dan terus disini

Dalam renungku
Ia berbisik lirih
"Keluarlah,
Tinggalkan tempat yang menghambatmu berbuat kebaikan
Waktumu disini sudah habis
Telah tiba masamu mengarungi laut bebas
Menjadi nahkoda untuk kapalmu sendiri"
Begitulah ia berbisik
Lembut....dan terus berulang
Hingga bergetar tubuh ini
Ada rasa yang hilang disini
Namun kau tidaklah benar sepenuhnya
"Apa yang kau tunggu lagi?
Masihkah kurang semua luka dan perih ini?
Sadarlah saudaraku....
Tidak ada harapan lagi di tempat ini
Luka dan perih
Hanya itu yang akan kau peroleh
Bangkitlah, bergeraklah
Larilah!
Terjang semua pembatas
Engkau bebas sekarang kawan"
Tidak! Tidak! Tidak!
Engkau salah!
Bukan materi atau penghargaan manusia yang aku harapkan disini
Aku hanya mencari kerelaan
Dari Ar Rahman
Dan aku menemukannya disini
Bersama berjalan
Walau tertatih dan penuh pedih perih
Aku ingin tetap disini
Membersamai para pejuang
*sepercik pikiran yang merasuk ditengah hati yang terlalai