Rabu, 19 Februari 2014

Ulang Tahun

Kembali terulang
Yang kata orang saat kita dilahirkan
Sebenarnya bukan soal tanggal apalagi hari
Tapi ini tentang sebuah arti

Aku tahu kita telah jauh melangkah
Membelah belantara waktu
Menyibak makna dalam peristiwa
Dan sekali lagi aku bilang
Semua ini tentang arti

Seberapa banyak kau berarti
Seberapa banyak kau memberi arti
Mewarnai diri dengan pekerti
Mewarnai teman dengan berbagi

Kawan, Ku tahu tanggal ini kembali terulang
Sering disebut ulang tahun oleh banyak orang
Usia bertambah, namun umur berkurang
Maka semakin dewasalah kawan
Semoga engkau istiqomah dalam perjuangan


*didedikasikan untuk saudaraku yang milad hari ini, Rabu 19 Februari 2014

Sedikit tentang Kepemimpinan




Selalu ada bahan diskusi yang menarik tentang pemimpin dan kepemimpinan. Tema-tema itu yang sering menjadi bahan diskusi di berbagai forum gagasan di kampus. Semoga coretan sederhana ini bisa mewakili gagasanku.

Sedikit ulasan saya disini hendak menjawab beberapa permasalahan yang disampaikan oleh salah seorang peserta diskusi, kurang lebih begini permasalahan yang belliau sampaikan “Bagaimana komunikasi seorang pemimpin dalam hal perumusan dan pengkomunikasian kebijakan?”

Dalam kepemimpinan ada dua cara dalam merumuskan suatu kebijakan. Yang pertama adalah top-down. Cara perumusan kebijakan ini lebih berfokus pada diskusi dan adu argumen antar pemimpin atau orang-orang yang berada pada ring-1 seorang pemimpin. Gaya ini relatif lebih cepat dalam perumusan kebijakan karena proses diskusi-adu argumen hanya terjadi pada forum yang terbatas. Gaya ini pun lebih mengandalkan konsepsi pemikiran daripada fenomena yang menggejala di masyarakat. Namun demikian kita bisa melihat bahwa pelibatan rakyat menjadi sangat terbatas dalam prosesi perumusan kebijakan ini. Hal ini yang perlu diwaspadai oleh para pemimpin dengan style ini karena bukan tidak mungkin hal ini bisa memantik kemarahan massa karena merasa dianaktirikan dan dianggap boneka. Yang kedua adalah buttom-up, bagi sebagian orang gaya ini disebut gaya yang “lebih manusiawi” karena terjadi pelibatan yang besar dari masyarakat untuk “menentukan arah”nya. Gaya ini mengandalkan “what public want” sehingga yang seringkali digunakan adalah survey untuk membaca kehendak publik. Tapi kita juga harus menyadari bahwa cara demikian membutuhkan waktu dan biaya yang sangat besar. Padahal seringkali kita tidak diberikan banyak waktu untuk merumuskan kebijkan. Disisi lain cara ini seringkali membuat perkembangan publik –dalam konteks keilmuan dan kedewasaan- terhambat karena publik “hanya” melihat realita, bukan visi. But over all, kita membutuhkan dua cara pandang tersebut. Baik top-down maupun buttom-up karena masing-masing memiliki kelebihan.

Selanjutnya pertanyaan “Bagaimana kesigapan pemimpin jika ada rakyatnya yang mengalami masalah? Kejadiannya sering kali baru ada respon ketika masalahnya sudah akut”. Satu jawaban singkatku tentang pertanyaan tersebut, “Ini masalah kultural dan hanya bisa diselesaikan dengan konsepsi baru dalam kepemimpinan”

Respon. Seringkali masyarakat melihat respon yang begitu lambat dari para pemimpin dalam mengatasi masalah. Kita perlu jeli melihat masalah ini, bisa jadi hal ini dikarenakan kendala birokrasi yang ribet atau memang pemimpin yang kurang memiliki sensitivitas terhadap masalah sehingga abai pada hal-hal yang terlihat sepele. Jika memang kendalanya ada pada alur birokrasi yang “njlimet” maka reformasi birokrasi adalah gagasan yang urgent untuk dilakukan. Reformasi ini tidak hanya mengganti para birokrat namun lebih pada penggantian “isi kepala” dari para birokrat yang ada. Nah jika memang pemimpin yang kurang memiliki sensitivitas terhadap masalah maka kita sebagai rakyat memiliki kewajiban untuk mengingatkan. Satu hal yang jelas-jelas harus kita pahami adalah bahwa kudeta dilarang keras dilakkukan untuk mengganti pemimpin yang kurang sensitif pada berbagai persoalan.

Semoga bermanfaat

Ikhlas

Bismillah...Ikhlas itu...menentukan diterima atau tidak diterimanya aktivitas kita sebagai ibadah ...
Karenanya... pastikan ia senantiasa menyertai setiap aktivitas kita

Ikhlas itu…. Ketika nasehat, kritik dan bahkan fitnah , tdk mengendorkan amalmu dan tidak membuat semangatmu punah.

Ikhlas itu… ketika hasil tak sebanding usaha dan harapan, tak membuatmu menyesali amal dan tenggelam dlm kesedihan.

Ikhlas itu… Ketika amal tidak bersambut apresiasi sebanding, tak membuatmu urung bertanding.

Ikhlas itu… Ketika niat baik disambut berbagai prasangka, kamu tetap berjalan tanpa berpaling muka.

Ikhlas itu… Ketika sepi dan ramai, sedikit atau banyak, menang atau kalah, kau tetap pada jalan lurus dan terus melangkah.

Ikhlas itu… ketika kau lebih mempertanyakan apa amalmu dibanding apa posisimu, apa peranmu dibanding apa kedudukanmu, apa tugasmu dibanding apa jabatanmu.

Ikhlas itu.. ketika ketersinggungan pribadi tak membuatmu keluar dari barisan dan merusak tatanan.

Ikhlas itu… ketika posisimu di atas, tak membuatmu jumawa, ketika posisimu di bawah tak membuatmu ogah bekerja.

Ikhlas itu… ketika khilaf mendorongmu minta maaf, ketika salah mendorongmu berbenah, ketika ketinggalan mendorongmu mempercepat kecepatan.

Ikhlas itu… ketika kebodohan orang lain terhadapmu, tidak kau balas dengan kebodohanmu terhadapnya, ketika kedzalimannya terhadapmu, tidak kau balas dengan kedzalimanmu terhadapnya

Ikhlas itu… ketika kau bisa m'hadapi wajah marah dengan senyum ramah, kau hadapi kata kasar dengan jiwa besar, ketika kau hadapi dusta dengan menjelaskan fakta.

Ikhlas itu…. Gampang diucapkan, sulit diterapkan….. namun tidak mustahil diusahakan…. . Selamat beristirahat saudariku dg tetap memohon kepada Allah agar senantiasa berkenan memberikan kemudahan dan serta keistiqomahan dlm mencari rindhonya ridho-Nya.Aamiin

Shared from DPC Gajahmungkur WA Group

Penguasa oh Penguasa

Penguasa oh penguasa...
Sadarkahkah kau dipundakmu tertumpu nasib kami, rakyatmu
Kebaikan kecilmu akan mencipta sejuta senyum diwajah kami
Pun senada, kesalahanmu bisa memicu gelombang kemungkaran massa

Penguasa oh penguasa....
Setiap fenomena kesalahan kau harus bertanggung jawab atasnya
Dan kami hanya bisa berteriak dalam serak
Bahwa apa yang kau lakukan adalah salah
Namun kalo kau abai kami bisa apa?
Kudeta? jelas itu bukan hal yg dibolehkan

Penguasa oh penguasa....
Dengarkan kami
Rintih kami...derita kami...
Rangkul kami, ajak kami diskusi
Sebelum engkau melahirkan kebijakan
Sehingga tetap bijaksana
Dan kita saling terima
Dalam kepemimpinan
Engkau mempimpin dan kami dipimpin

share from @phoo_tex on twitter

Bisakah Negara ini Berubah Dengan Mengandalkan Orang Baik?





Pertanyaan itu tiba-tiba muncul di benak saya setelah nama Risma mencuat. Wanita bernama lengkap Tri Rismaharini itu menyedot perhatian. Pemicunya saat di “Mata Najwa”, airmata walikota Surabaya itu mengalir. Tangisnya membuat publik tersihir. Simpati terus berdatangan tak mengenal akhir. Di twitter, dukungan terhadapnya bermunculan bertajuk “SaveRisma”.
Risma adalah orang baik. Ia bagai oase di padang nan gersang. Di saat rakyat sudah muak dengan lakon banyak pemimpin dan politisi yang korup, Risma hadir menawarkan sosok yang berbeda. Peduli rakyat tanpa pencitraan. Bekerja keras siang malam tanpa membawa rombongan media. Tegas dan berani tanpa berita nan lebay. Dan tutur kata serta airmata yang mengalir di “Mata Najwa” bisa publik rasakan getarannya. Bukan kata-kata pemanis belaka dan bukan pula airmata buaya.

Tahun 2011 Risma dimakzulkan oleh DPRD Surabaya. Penyebabnya karena ia membuat aturan melarang papan reklame/baliho yang berukuran besar mejeng di jalan-jalan utama di kota Surabaya. Anggota dewan meradang. Entah apa penyebabnya. Ramai-ramai mereka bersekongkol memkazulkan Risma, termasuk PDI-P, partai yang mengusung Risma. Dan hanya satu fraksi yang menolak pemakzulan: PKS.
Maka marahlah anggota-anggota DPR itu (dari semua fraksi, kecuali fraksi PKS), termasuk Wisnu yang sama-sama dari fraksi PDIP bersama Risma. Anggota-anggota DPRD itu kemudian meminta Risma mundur dari jabatan wali kota. (Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Sarlito Wirawan Sarwono di Koran Sindo, 16 Februari 2014)
Di Bandung, kita juga punya orang baik bernama Ridwan Kamil. Walikota Bandung yang akrab disapa Kang Emil itu namanya juga kian moncer. Sosoknya yang masih muda, cerdas dan berprestasi memikat banyak orang. Sejak menjabat orang nomor satu di Kota Bandung, ia telah membuat banyak terobosan. Tapi sayang, ia tak didukung penuh oleh DPRD Kota Bandung. “Saya sedih di akhir tahun 2013 banyak program saya yang bagus-bagus dicoret tanpa sebab yang jelas. Dan yang mendukung program bagus saya di dewan hanya PKS,” curhat Kang Emil.

Menarik. PKS hadir di tengah persoalan yang sedang membelit Risma dan Kang Emil. Risma bukanlah kader PKS. Tapi Fraksi PKS di DPRD Kota Surabaya menolak memakzulkannya di saat fraksi lain termasuk PDI-P yang mengusungnya justru bernafsu melengserkannya. Kang Emil juga bukan kader PKS. Tapi Fraksi PKS di Kota Bandung istiqomah mendukungnya di saat fraksi lain menolak program kerja Kang Emil yang bagus-bagus.
Dari fenomena ini kita dengan mudah bisa menjawab pertanyaan yang tersaji di awal tulisan ini. Bahwa tak cukup mengubah negeri ini hanya dengan mengandalkan orang baik. Kita juga butuh partai politik yang baik. Partai politik yang baik adalah mereka yang akan mendukung orang-orang baik, meski bukan terlahir dari rahim partainya sendiri.
Risma dan Kang Emil adalah orang baik. Tapi dua orang baik ini terlihat tak berdaya ketika dihadapkan dengan parta-partai tak baik yang bersepakat menolak kebaikan. Orang-orang baik seperti mereka sangat membutuhkan dukungan dari partai baik di panggung demokrasi yang kita anut saat ini.

Di negeri ini, saya yakin banyak Risma dan Kang Emil lain yang tak tersorot media. Banyak orang baik tapi mereka mengalami persoalan serupa dengan Risma dan Kang Emil: tak mendapat dukungan dari partai baik. Dan menjadi wajar jika sudah hampir 69 tahun kita merdeka, tapi negeri ini masih saja dirundung banyak soal. Sebabnya: bukan karena kita kekurangan orang baik, tapi langkanya partai baik di pertiwi tercinta.

Oleh Erwyn Kurniawan on Facebook (@Erwyn2002)

Selasa, 18 Februari 2014

Blind Spot

Semua petinju profesional memiliki pelatih. Bahkan, petinju sehebat Mohammad Ali sekalipun juga memiliki pelatih. Padahal jika mereka berdua disuruh bertanding jelas Mohammad Ali-lah yang akan memenangkan pertandingan tersebut.

Mungkin kita bertanya-tanya, mengapa Mohammad Ali butuh pelatih kalau jelas-jelas dia akan menang melawan  pelatihnya? Kita harus tahu bahwa Mohammad Ali butuh pelatih bukan karena pelatihnya lebih hebat, namun karena ia butuh seseorang untuk
melihat hal-hal yang ...
"TIDAK DAPAT D̲IA LIHAT SENDIRI"

Hal yang tidak dapat kita lihat dengan mata sendiri itulah yang disebut dengan "BLIND SPOT" atau "TITIK BUTA".
Kita hanya bisa melihat "BLIND SPOT" tersebut dengan bantuan orang lain.

Dalam hidup, kita butuh seseorang untuk mengawal kehidupan kita,
sekaligus untuk mengingatkan kita seandainya prioritas hidup kita
mulai bergeser.

↣ Kita butuh orang lain
↷ Yang menasihati,
↷ Yang mengingatkan,
↷ Bahkan yang menegur jika kita mulai melakukan sesuatu yang keliru,
Yang bahkan kita tidak pernah menyadari.

KERENDAHAN HATI kita
↷ Untuk menerima kritikan,
↷ Untuk menerima nasihat,
↷ Dan untuk menerima teguran itulah yang justru menyelamatkan kita.

Kita bukan manusia sempurna.
Biarkan orang lain menjadi "mata" kita di area 'Blind Spot' kita sehingga KITA BISA MELIHAT apa yang TIDAK BISA KITA LIHAT dengan pandangan diri kita sendiri.. Mudah2an Bermanfaat :)

Share from akh David

Senin, 17 Februari 2014

Masihkah Merasa Tidak Mampu??

Alkisah, seorang pembuat jam tangan "berbincang" dengan jam yang sedang dibuatnya.. "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,536,000 kali selama setahun?".... "Haaah?" kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?".."

Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?"... "Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?".. jawab jam penuh keraguan.."Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?"... "Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu".. tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya..Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian berkata.. "Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?"... "Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh antusias..Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik..

Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu & jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti.. Itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,536,000 kali..

Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat, keraguan untuk memulai suatu usaha, keraguan atas kemampuan kita melihat berat nya tantangan yang akan menghadang langkah kita..  

Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalaninya, tanpa terasa kita ternyata mampu melalui & mengatasi rintangan & bahkan mencapai apa yang kita harapkan.. Bahkan yang semula kita anggap tidak mungkin untuk dilakukan sekalipun...Jangan berkata "tidak" sebelum Anda pernah mencobanya.. !!!

Gaspoooooollllllll !!! Wuuuuusssssshhhhhhhhh........

By: Agung BM, Ketua DPD PKS Kota Semarang

Abu Vulkanik vs Abu Neraka

Mbak : Dik, kok nggak pakai masker sich, kan banyak abu beterbangan!
Adik : Memangnya kenapa mbak?
Mbak : Kamu nggak takut?
Adik : Takut apa mbak?
Mbak : Kalau mulut sama hidung nggak  ditutup,nanti abunya bisa masuk, trus ke paru- paru, bahaya, bisa sakit kamu nanti.
Adik : Lha mbaknya kok kepalanya nggak ditutup? Kok Cuma mulut sama hidungnya saja?
Mbak : Lha emangnya kenapa?
Adik : Apa nggak takut masuk… emm.. masuk ......emm..
Mbak : Ya enggaklah kan mulut sama hidung sudah ditutup, nggak bakalan masuk itu abu!
Adik : emm…., maksudnya apa nggak takut masuk neraka!
Itu kepala kan wajib ditutupi kerudung?
Mbak :???!!!😤

"Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (QS Ar Ruum:7)
Hati, hawa nafsu dan keinginan mereka tertuju
pada syahwat dan harta dunia, berusaha untuknya, datang dan pergi dengannya, dan lalaiakan akhirat.
Tidak ada surga yang ia rindukan, tidak ada
neraka yang ia takutkan dan khawatirkan,
Dan berdiri dihadapan Alloh dan bertemu
denganNya tidaklah membuatnya takut dan
mengganggunya.
Ini adalah pertanda celaka dan pertanda lalai
dari akhirat
( Tafsir As Sa'di 1:636, Maktabah Syamilah)

semoga Allah memberikan hidayah kepada saudari2 muslimah kita agar mau memakai jilbab
syar'i, dan menutup aurat2 mereka...
aamiin
Baarokalllahi Fikum wa zaadakumullahu lakum 'ilman Naafi'an.....
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Raih Amal Sholih, Sebarkan Nasehat ini...

Share from Zero Seveners WA Group

Minggu, 16 Februari 2014

Terburu

Menderu...
Berseru...
Terjang...
Semua merapat untuk satu tujuan
Semua bergerak beriringan


Dan waktu terus berlari
Melaju tanpa henti
Menghempas yang sampai lepas
Menjadi berserak
dan mati...

CINTA yang Tak Berkesudahan

Negeri ini dilanda banjir...
Hati kami ikut getir...
Sumatera diamuk Sinabung...
Kami semua berkabung...
Hujan debu Gunung Kelud...
Hati kami semakin kalud...

Oh INDONESIAku...
Kami berbagi bukan cari sensasi...
Tapi ini murni panggilan hati...
Bukan karena masuk tahun politik...
Tapi hati kami yang tergelitik...
Bukan kami tebar pesona...
Tapi kami tak tahan lihat orang lain menderita...
Bukan kami cari-cari muka...
Tapi kami ingin bersama...

Seperti ini kami menebar CINTA
Seperti ini kami beKERJA...
Demi mencapai HARMONI negeri...kita...
Dengan CINTA kami selalu bersama...
Dengan KERJA kami ikut berkarya...
Dengan HARMONI kami menyatukan hati...
Demi JAYA NEGERI INI....
INDONESIA...


By: Oktora

Sabtu, 15 Februari 2014

Sahabatku

Tersipu malu
Begitu kau kontak aku
Dengan getar kau sampaikan niatmu
Padaku...

Kau mengajakku bertemu
Di masjid itu
Diantara deru kau berseru
Meneriakkan keinginanmu
Padaku...

Aku terdiam sejenak
Ada getar merambat halus
Menjalar ke seluruh tubuh
Saat ku dengar
Maksud hatimu...

Sahabat, aku salut padamu
Ketika kau utarakan niatmu
Untuk belajar padaku
Walau dalam hati aku malu
Karena aku masih papa akan ilmu

Jumat, 14 Februari 2014

Ambulance

Wiiuuu...Wiiuuu...Wiiuuu...
Bergemuruh, lantang berteriak membelah jalan
Menyibak kerumunan kendaraan
Memacu menambah kecepatan

Wiiuuu...Wiiuuu...Wiiuuu...
Ketegangan melanda semua penumpang
Bergelut dengan cemas
Karena berpacu dengan
Kematian...

Wiiuuu...Wiiuuu...Wiiuuu...
Pedal gas diijak dalam
Setir digoyang kekiri-kekanan
Mencari celah menerjang
Menyalip semua kendaraan

Wiiuuu...Wiiuuu...Wiiuuu...
Terkapar dalam lemas
Hanya bisa bernafas
Menanti dalam diam
Kematian atau kehidupan

Bagaimana Seorang Muslim Memaknai Musibah

Saudaraku, pagi ini ramai diperbincangkan peristiwa meningkatnya aktivitas Gunung Kelud. salah satu infonya bisa dicek disini. Ketika terjadi musibah yang begitu dasyat, kita hendaknya sadar bahwa kita teramat kecil di dunia ini. Tak ada satupun hal yang bisa kita kendalikan melainkan itu atas seijin Allah.

Saudaraku, sebagai seoranng muslim mari kita mengambil ibroh dari musibah kali ini. Salah seorang ustadzah yang saya kenal, ustzh Tri Anisah menyampaikan dalam postingan di facebooknya beberapa waktu lalu. Belliau mengajak kita untuk merenungkan beberapa hal.

1. Hakikatnya musibah adalah takdir Allah -->QS 57:22, -->QS. 64 : 11.
-->HR. Muslim : “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan semua takdir seluruh makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi”.
2. Musibah adalah kasih sayang Allah. Kasih sayang Allah tidak selamanya kesenangan tapi juga hal-hal yg kita benci.-->QS 2:216
3. Proses menghapus dosa.
-->HR Bukhori dan Muslim: “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”.
-->HR. Bukhari: “Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”.
-->HR. Muslim: “Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya”.
-->HR. Tirmidzi: “Bencana senantiasa menimpa orang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada kesalahan pada dirinya”.

SIKAP MUSLIM:

1-Ucapkan kalimat ‪#‎istirja‬ -->2:156
2-Panjatkan doa agar diberi pahala dari musibah.
-->HR Muslim, Ibnu Majah, Malik, dan Ahmad bin Hanbal: "Apabila kamu diberi musibah oleh Allah, maka ucapkanlah doa "Allahumma ajirni fi mushibati wa akhlifha khairan minha (Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah ini, dan gantikanlah bagiku dengan sesuatu yang lebih baik daripadanya).”
3-Tingkatkan sikap kita dalam menghadapi musibah:
tingkatan terendah adalah MARAH (QS 22:11), kemudian SABAR (QS 2:155-157), selanjutnya RIDLO dengan ketentuan Allah, dan yg tertinggi adalah BERSYUKUR.
4-Bertafakkur, instropeksi (QS 4:79), apakah arti musibah untuk diri sendiri (apakah sebuah ujian, teguran, atau azab dari Allah SWT), kemudian ambil hikmah di balik musibah.

‪#‎SemogaManfaat‬


Copas dari status FBnya ustadzah Tri Anisah

Kamis, 13 Februari 2014

Attention, please...

Dulu, duluu...banget, aku masih suka pake twitter buat sharing ide. Beberapa kultuitnya bisa disimak disini. Namun akhir-akhir ini lagi pengen nulis kalimat yang panjaang....jadi kembali ke blog sederhanaku. itung-itung sekalian belajar nulis (jadi inget pernah meminta beberapa teman agar berkenan menjadi guru menulisku).

Yach walau masih kacau balau dalam menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan aku tetap mensyukuri atas karya yang telah aku telorkan. salah duanya ini dan itu. Dua kisah fiktif yang sebenarnya adalah dialog antar sisi dalam jiwaku. Yaahh...setiap manusia pasti punya masalah, dan setiap manusia pun punya titik batas bertahannya. Jujur aja, dua kisah itu aku tulis saat sedang galau-galaunya (tapi lupa galau tentang apa, hehehe....^^). berbagai masalah seolah-olah menguburku hidup-hidup! dan dalam renungan panjangku, terjadilah dialog antara akal yang masih punya cahaya -dengan berbagai ilmu yang aku pelajari dikampus dan berbagai buku yang aku baca- dengan hati yang lelah, penat dan sekarat! dan alhamdulillah sekarang aku bisa tersenyum ketika membaca tulisan itu lagi.

Dengan berbagai tulisan yang sudah  akku buat, bukan berarti sekarang sudah mahir nulis. Sampai sekarang, jujur aja masih minder banget kalo mau mamerin tulisan-tulisanku di blog. Yach maklumlah...masih amburadul (kya tulisan ini  n kaya orangnya, heheh...). Namun karena ada sisi sangunis dalam kepribadianku maka dengan "Muka Badak" tetap aja aku promosiin tulisan-tulisanku ke teman-teman walau jiwa melankolisku berkata "masih jelek bro, apa ga malu mamerin coretan-coretan ta bermakna itu ke temen-temen?". Tapi yach tetap aja write, post and share.

OK, by the way any way bus way....selamat menikmati coretan-coretan di blog sederhanaku ini.

*Yakin bro, kalo ente mau ninggalin jejak diblog ini gue bakal seneng banget :)

Rabu, 12 Februari 2014

ODOJ 136

Subhanalloh...dalam bayangku, bisa mengkhatamkan qur'an selama sebulan itu hanya bisa dilakuin dibulan Ramadhan. Namun ternyata disini, dikomunitas One Day One Juz aku bisa melakukannya. Bersama saudara seiman saling menjaga, menyemangati bahkan paling pahit adalah menggantikan jatah tilawahnya agar tetap khatam Qur'an dalam satu hari.

Kalau sebelumnya tilawah satu juz "hanya dipertanggubgjawabkan" sama Allah saja, kini ia juga "dipertanggungjawabkan" kepada saudara seiman dalam satu kelompok ODOJ. Dan disitulah kita bisa merasakan langsung makna amanah dan tanggung jawab. Bagaimana perjuangan tetap "kholas" ditengah aktivitas yang padat, bagaimana jika kita tidak tuntas, bagaimana jika ada saudara yang tidak tuntas, dan berjuta pertanyaan lainya. Maka disini aku selalu menemukan jawaban dan semangatnya.

Dan sekarang, sudah hampir dua bulan berjalan. Pergantian personel adalah hal biasa. Selayaknya pergantian masa. Tapi sejujurnya, banyak anggota kelompokku yang keluar bukan karena mereka tidak mampu ataupun tidak berkomitmen namun karena kendala koneksi (berada didaerah yg tak ada sinyal), aktivitas yg padat, HP rusak dan sebagainya. Ketika dikonfirmasi banyak yang bersedih karena harus dikeluarkan karena "masalah sepele".

Yach, dua bulan itu adalah masa yg terlalu singkat untuk disebut istiqomah. Maka aku masih dilingkupi ketakutan akan rasa jumud dan futur yang selalu mengintai. Semoga kita bisa senantiasa berada dalam kelompok ini. Kelompok yang saling menguatkan dalam kebaikan. Semoga kami bisa istiqomah...

Jawaban Teka-Teki Fiqh

1. bangkai ikan dan belalang yg tdk memjijkan saat mendapatkannya.
2. mengubur mayat, yg meninggal d kapal, jarak dr daratan.
3. daging qurban.
4. surat dlm al quran. separuh pertama 16 surat.
5. shalat jenazah.
6. shalat maghrib makmum masbuk yg menjumpai & ikut imam saat tahiyat awal.

Oleh Wachyu Sektiono

Teka-Teki Fiqh

Quiz teka teki yg berkaitan dengan fiqih ��

1. Ada seseorang menemukan bangkai di jalan, kemudian dia makan sampai kenyang dan sisanya dia bawa pulang. Padahal dia tidak gila, tidak kelaparan, juga tidak terpaksa. Mengapa bisa demikian?

2. Pada dasarnya, tanah bisa menggantikan air. Orang yang hadats kecil dan dia tidak memiliki air, bisa tayammum dengan tanah. Orang yang junub dan tidak mendapatkan air, bisa tayammum dengan tanah juga. Tapi ada satu keadaan, dimana air justru menggantikan tanah. Keadaan seperti apakah itu?

3. Pada dasarnya, semua benda yang boleh diperjual belikan, boleh juga disedekahkan, atau dihadiahkan. Tapi ada benda yang boleh dihadiahkan, tapi tidak boleh diperjual belikan. Benda apakah itu?

4. Ada sesuatu yang tersusun lebih dari 100 bagian, tetapi jika dibagi dua hasilnya kurang dari dua puluh? Apakah sesuatu itu?

5. Ada Orang yan shalat tanpa rukuk dan tanpa sujud, padahal dia sehat dan anggota badannya lengkap. dan shalat statusnya sah. Bagaimana bisa terjadi?

6. Ada org yg shalat tp tahiyat nya 4 kali.. Shalat apa ya?

#share dari grup WA ZeroSeveners

Curhat Boleh Donk yach... :D

hmmm...pengennya sih share dikit dengan bahasa yang rada halus dan baku tapi ko ternyata susah nulisnya kalo pake bahasa baku, hehehe...jadi ala kadarnya aja yah :)

Baiklah kawan, tak terasa sudah hampir 2 bulan aku ikut komunitas ODOJ, kebetulan dapet nomor kelompok 136. Banyak cerita disana. walau sebenarnya kalo aku melihat perbincangan dalam kelompok, yang lebih "berwarna" dalam perjuangan menyelesaikan satu juz dalam satu hari itu saudara-saudaraku yang lain. Perjuanganku reltif datar-datar saja. Namun bukan kisah heroik yang hendak aku share disini karena sudah banyak tulisan yang berbicara tentanng keutamaan tilwah satu juz per hari, kisah-kisah inspiratif para pejuang ODOJ dalam melahap jatah satu juznya. aku hendak bercerita yang rada anti mainstream, hehehe...OK, cekidot!

Tilawah satu juz sehari inshaAllah menjadi lebih mudah jika kita berjamaah, karena salain punya "kontrak langit", kita juga terikat "kontrak sosial" dalam kelompok kita. Makanya tuntutan serta motivasi datang dengan lebih real. "akhi, gimana tilawah antum, sudah kholas hari ini?" itu pertanyaan yang lazim muncul dari anggota kelompok yang bertugas menjadi PJ harian begitu sang bulan menyapa malam (sok puitis...^^). dan akhirnya mau-tidak mau kita akan kembali teringat tentang lembaran-lembaran yang belum kita baca sepanjang hari. begitu terus hampir setiap hari selama aku mengikuti komunitas ini. jujur aja, awalnya sebel juga tapi lambat laun akhirnya terbiasa. Namun ditengah "keterbiasaan" itu terkadang muncul juga rasa bosen DeeLeL. tidak...tidak...aku bukan dokter yang tau cara mengobati rasa bosen yang terkadang menghinggapi. Aku hanya mau share gejala-gejala yang mungkin pernah kita rasakan ditengah rutinitas kiita. yang jika tidak kita antisipasi sejak awal bisa mengarah pada kefuturan akut.

Kalo tentang futur sih sebenarnya udah pernah aku share disini. Cuma yang bertema khusus tilawah maka aku share dilaman ini aja dech. Dalam bertilawah, sering kali kita menetapkan waktu khusus -kalo bahasa temenku gini "Luangkan waktu (untuk tilawah), jangan menunggu waktu luang (untuk tilawah)". Dari sini kita bisa mendiagnosis gejala awal futur. simpelnya, jika kita sudah mulai melanggar waktu tilawah kita, hati-hati sob...itu kalo dibiarkan lama-lama bisa futur. gejala awal futur itu dimulai dari penurunan kualitas, setelah itu baru kuantitas. Nah kalo sudah terjadi pergeseran waktu "kholas" kita bisa jadi itu pertanda awal kita futur.

Setelah terjadinya pergeseran waktu "kholas" -dan kita biarkan- bisa-bisa nanti "merembet" jadi objek "lelang". Nah ini lebih bahaya lagi. karena itu sudah bukti nyata bahwa kita tidak bisa menjalankan amanah satu juz sehari. Dan jika masih ada pembiaran disini maka lama kelamaan hilang juga komitmen kita dalam bertilawah satu juz sehari. Hati-hati yaa sob...

Nah, mari dech kita cek waktu khusus kita masing-masing, aku ngomong gini bukan berarti aku sudah bisa gak ada masalah dengan hal itu yaa...aku hanya berbagi kisah futur yang pernah aku alami, hehehe...semoga bisa menjadi pembelajaran buat kita semua...

*maaf tulisane kacau :)