Kamis, 12 Desember 2013

Arti Kemenangan

“Total pemilih nomor 1 = 3530
Total pemilih nomor 2 = 5012
Abstain = 313
Tidak memilih =202
Total suara = 9060”
Begitu bunyi pesan yang sudah masuk ke HPku saat aku terbangun di subuh buta. Dan sekali lagi, kemenangan Pemira itu di raih oleh kami. Jujur, saat membacanya tidak ada semburat rasa yang muncul. Datar. Kutinggalkan HP di tempat tidur. Aku lantas bangkit mengambil air wudhu dan bergegas ke mushola dekat kontrakan. Sholat.
Saat perjalanan berangkat dan pulang serta saat duduk menunggu bapak Imam rawuh aku termenung. Aku berkelana kembali dalam fikiranku. Kembali tertampakkan secara samar-samar akan arti sebuah kemenangan. Begitu banyak yang muncul, berlalu lalang menyesaki fikiranku.
Kawan, kemenangan pemira tahun ini –dan tahun-tahun sebelumnya– hanyalah kemenangan di mata manusia. Ia hanyalah kemenangan tentang logika dan angka. Belum tentu memenangkan hati setiap civitas akademika kampus yang gagah ini. Lantas hasil perhitungan semalam itu apakah bisa kita sebut kemenangan? Aku kembali bergulat dengan  berbagai konsepsi kemenangan dalam fikiranku.
Ini adalah langkah awal perjuangan menuju kemenangan. Didalamnya terbentang jalan yang sangat panjang yang lengkap dengan tikungan dan tanjakan serta onak dan duri. Jalan ini yang akan kita lewati,harus. Karena kita baru memasuki gerbang yang kita sebut “Pemira” nah gerbang kemenangan ada diseberang sana, dan kita harus melaluinya karena kita telah memulai. Hmmm…. Mungkin itu sedikit mencerahkanku agar aku dan kawan-kawanku tidak terlena di gerbang masuk itu.
Ahh….ternyata aku masih belum puas dengan “hiburan” kesimpulan tadi. Aku masih haus, masih terus memburu makna kemenangan yang sebenarnya. Baru nalarku yang terpuaskan, namun hati tetap saja, gundah. Lantas aku kembali menyusuri setiap jengkal fikiranku. Mencari makna baru akan arti dari kemenangan.
“Hmmmm… mungkin ini yang bisa menjawabnya” batinku. Aku teringat kisah Nabi Yusuf dan Dzulaikha, ashhabul kahfi dan juga ashhabul ukhdud. Ketiga kisah itu adalah kisah kemenangan. Kemenangan dakwah, kemenangan aqidah. Nabi Yusuf yang memilih penjara, pemuda kahfi yang memilih bersembunyi di dalam gua dan pemuda yang memilih kematian. Semuanya untuk satu hal, memenangkan Allah. Memenangkan Allah daripada wanita, dari penguasa dan menjadi “mahar” ketauhidan penduduk kota. Itulah kemenangan. Kemenangan di mata Allah. Kemenangan yang menjadikan agama Allah tegak di bumi walau dari sudut pandang kemanusiaan yang ada adalah ia di penjara, ia terasing, ia terbunuh.
Kawan…doakan kami, ingatkan kami akan kemenangan Pemira ini. Semoga kemenangan Pemira ini juga kemenangan di mata Allah. Karena saya sering mengingatkan kepada kandidat dan tim suksesnya untuk selalu menegakkan sholat berjamaah, untuk selalu menjaga tilawah dan melengkapinya dengan sholat-sholat malam. Maka doakan kami kawan, semoga kemenangan ini menjadi alasan turunnya rahmat Allah kepada kita bukan menjadi alasan dibukanya aib kita di mata manusia dan bukan pula menjadi alasan diturunkannya azab olehNYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar