Minggu, 20 April 2014

Senyum yang Tertahan dalam Wajah Politik Kita

Suasana Sidang Pleno KPU Kota Semarang
Ada hal yang menarik ketika kita mencermati konstelasi politik yang ada, kita bisa melihat ada “perilaku aneh” dari beberapa parpol setelah hasil QC dipublikasikan. Melihat style komunikasi antar parpol bisa dilihat seperti “ada senyum yang tertahan”. Lihat saja, PDIP yang justru getol melakukan safari politik ke beberapa parpol. Dan juga PPP yang justru mengumbar “urusan rumah tangga” di media. Tak lupa PKS yang telah “menyalahi takdir”nya para pengamat. Ahh... panggung politik memang selalu membuat para penonton mengekspresikan “senyum tertahan”nya.
PDIP. Walaupun telah menang “mutlak” namun setidaknya ada dua simpul peristiwa yang mengundang “senyum tertahan”. Sempat diberitakan oleh satu koran bahwa telah terjadi pengusiran Jokowi oleh Puan Maharani dalam rapat evaluasi Pemilu. Yach menarik untuk dicari tahu lebih dalam. Mengapa “faktor X” ini justru ditendang pasca Pileg yang mebuat perolehan PDIP menjadi pemenang? Tentu ini memancing “senyum yang tertahan”. Yang kedua, mengapa pula sang Capres yang dielu-elukan sangat rajin blusukan ke Parpol lain yang justru secara perolehan suara jauh dibawahnya? Apakah sang “Effect Maker” telah merubah fokus dari blusukan di tingkat bawah menjadi blusukan elit? Hehehe... sekali lagi, ini mebuat “senyum tertahan”
Gerindra. Menjelang kampanye terbuka kemarin sepertinya Prabowo bermain drama dengan cukup cantik dengan mengambil peran sebagai “sang teraniaya”. Lihat saja bagaimana Megawati mencampakkan perjanjian yang telah dibuatnya dan luapan perasaan sang jendral tersampaikan dalam puisi “Asal Santun”nya. Dan psikologis rakyat Indonesia sangat menyukai peran ini, alhasil bisa kita lihat perolehan suara Gerindra yang melejit masuk dalam 3 besar.
PPP. Sungguh memunculkan “senyum tertahan” ketika tahu bahwa “urusan dapur” menjadi “urusan tamu”. Di tengah panen suara yang naik dengan cukup apik, justru dapur rumahnya umat islam Indonesia ini menjadi tontonan hanya gegara si tuan rumah bermain di rumah tetangga yang sedang punya hajat di GBK. Ahh... silahkan dilanjutkan dech ngurusi dapurnya. Aku tak pandai megang pisau dapur, bisa-bisa malah salah potong, #eh
PKB. Nah..ini partai yang keren. Setelah “promosi” pake nama Mahfudz MD dan Bang Haji Rhoma Irama yang mendulang suara cukup besar sehingga PKB menjadi Partai islam terbesar saat ini. Kini saatnya PKB bermanuver. Namun sayang seribu sayang...namanya politik itu tetap aja penuh intrik. Dan sekarang tuh..malah Ketumnya yang mau nyawapres. Keren kan? Hmmm...kagak salah sih... karena kemarin kan Bang Haji dan MMD mau di capresin, dan sekarang Ketumnya cukup legowo dengan cuma nyawapres. Ini yang bikin banyak orang menjadi ter”senyum tertahan”. Tapi aku akui lho..PKB sukses menggaet massa NU dengan slogannya “NU yaa PKB”
Hanura. Keren dah kalo ngomongin ini Partai. Kenapa? Optimis abis...belum apa-apa udah declair “Paket Lengkap” yang bersih, peduli, tegas. dan QC membuktikan..*teng...teng...* sudah 5 persen bro! Itu artinya dengan “senyum tertahan” Hanura akan melenggang ke Pilpres dengan koalisi. Naahh... apakah paketnya masih lengkap atau bakan ada bongkar pasang? Kita nantikan karena pasti ada “rasa yang tertahan” jika “Paket Lengkap”-nya harus dibongkar.
PKS. Ini partai yang durhaka! Gimana ga durhaka coba, dulu, duluuu banget para pengamat yang bermata jeli itu bilang bahwa PKS bakal tamat, eh...pas opening kampanye aja GBK penuh. Nggak lucu donk kalo pengamat yang salah. Dan sekarang tuh, malah dengan PDnya bilang bakal ngelampaui perolehan kursi di Senayan dibanding Pemilu 2009 kemarin.
Yach drama apapun di pentas politik kita, kita sebagai penonton cuma bisa meonton dengan “senyum yang tertahan” karena para politisi selalu menyimpan “rasa yang tak tersampaikan”.
Politik ga’ perlu panik
Karena Politik itu unik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar