Selasa, 18 November 2014

Di surau itu

“‘amma yaa tatsa’alun…’aninnaba’il adzim…”
“innaladzinakafaru sawaaun’alaihim…”
“iqrobismirrobikalladzikholaq…”
Sayup-sayup merdu ayatnya menabuh gendang telingaku. Membuatku terjaga. Subhanalloh…suara itu terdengar saling bersaut di sudut-sudut surau. Aku yang menyengaja tidur di surau itu terbangun dengan malu. Syukur saat itu taka da satu pun pelita yang dinyalakan.
Bergegas aku bangkit. Mengais kesadaran yang sebagiannya masih tertelan mimpi. “Allohu Akbar” batinku. Berusaha sekuat tenaga melepas diri dari ikat-ikat syaitan.
“allahmdulillahi ahyana ba’dama ‘amaatanaa waillaihinnushur…” terbisik lirih penuh syukur.
Ku ambl air wudhu yang sesejuk embun itu. Lantas bergegas menyusul saudara-saudaraku yang tengah khusyuk dalam sujud dan ruku’nya.
Empat dan tiga rakaat telah terakhiri dengan salam. Saatnya berbincang mesra dalam lantunan doa.
“Yaa Rabbi…”
***
Bayang itu tetiba saja lekat dalam ingatan. Menyesaki ingatan dan menlukis rindu dalam hati. Di sudut surau itu masih terngiang suara-suara lantunan ayat dan dzikir padaNYA. Dalam ruku dan sujud qiyamul lailmu, dalam shof-shof subuh yang senantiasa rapat dan dalam senyum sambil melantunkan dzikir pagi berbarengan. Kau, begitu merdu membangunkanku dengan ayat-ayatNYA. Membelai mesra iman hingga ia hidup dan menggelora. Dalam rumah dan surau penuh cinta, pesantren Basmala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar