Rabu, 17 September 2014

Sepenggal Renungku, ODOJers

05:35 “Juz 8 kholas”
05:46 “Juz 12 kholas”
06:23 “Juz 30 kholas”
Begitulah saudara-saudaraku di komunitas One Day One Juz (ODOJ). Kesemangatan yang sungguh luar biasa untuk tilawah dan berbagi nasehat dan tadabur ayat kepada anggota yang lain disela-sela waktunya. Saat sore hari menjelang ditutupnya laporan tilawah beberapa ikhwah dengan semangat berujar “ada juz yang di lelang?” atau “jangan sampai juz antum ane ambil akhi” dan ada pula yang “ane ambil lelangan akhi fulan, juz sekian”
Waktu terus berjalan, sudah 9 bulan lebih kita bersama,  berbagi semangat dan nasehat tentang qur’an dan juga kehidupan. Sekali waktu diselingi candaan sebagai bumbu penyedap ukhuwah diantara kami. Walau selama kebersamaan ini tak pernah sekali pun kami bersua fisik, tapi kedekatan dan kehangatan selalu muncul dalam setiap perjumpaan di grup.
Ah…ada yang mengusik fikirku dalam beberapa waktu ini, bukan tentang luka dalam ukhuwah tapi tentang “rasa” dalam tilawah. Ya, rasa tentang kedekatan dengan Allah Sang Pemilik Qur’an. Di awal keikutsertaanku dalam komunitas ini, aku ingin mendapatkan “spirit booster” dalam tilawah. Agar tetap terjaga kedekatanku dengan Qur’an, dengan Allah. Dalam beberapa renungku, terusik fikirku oleh sebuah pertanyaan “adakah niatmu tilawah itu untuk Allah atau untuk saudaramu di grup ODOJ? Agar tak malu karena tidak kholas, agar bisa berbangga karena bisa mengambil jatah lelangan?”
Astaghfirulloh…seakan layu tubuh ini, tak mampu menjawab tanya itu. Tetiba saja teringat pada pesan Nabi yang mulia, “Amal besar bisa menjadi kecil karena niat, begitupun amal kecil bisa menjadi besar karena niat” Aku terdiam seribu bahasa. Mencoba mencerna kembali pertanyaan dan pesan Sang Baginda sambil mencari-cari letak niat itu dalam sanubari. “Ah…seakan tak bermakna tilawahku selama ini jika memang benar aku hanya mengejar target kholas dan mengambil lelangan” batinku.
“Semoga…semoga tidak hanya kholas dan lelangan yang kau kejar saudaraku” nasehat bijak yang entah dari mana datangnya. Tiba-tiba saja mengalir, membisik indah dan menggemuruh dalam dada, seakan-akan memaksaku untuk sejenak berhenti dan menemukan sebongkah niat dalam hati dan membersihkannya. Agar kembali bercahaya dan lurus niat dalam tilawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar